Thursday, 29 August 2013

Intelijen AS Perkuat Intervensi Militer di Suriah

oleh Adam Entous, Sam Dagher dan Siobhan Gorman
Posisi komunitas internasional terkait masalah Suriah kian mengeras setelah para pejabat Amerika Serikat (AS) secara tertutup mengatakan kumpulan intelijen, termasuk citra satelit dan sadapan aktivitas komunikasi, menghapus keraguan bahwa rezim Suriah memanfaatkan senjata kimia untuk menyerang rakyatnya sendiri.
Para pejabat militer Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat Selasa lalu berbicara mengenai penyamaan visi mengenai serangan terhadap Suriah.
Associated Press
Pejabat Gedung Putih urusan media, Jay Carney menjawab pertanyaan wartawan mengenai Suriah dan senjata kimia.
Posisi AS saat ini menjalani perubahan dramatis dari yang terekam pekan lalu. Jumat lalu, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry mendesak Suriah memberi izin kepada para penyelidik PBB untuk mengunjungi lokasi serangan guna mencari kebenaran laporan tentang serangan senjata kimia.
Kurang dari 48 jam kemudian, terjadi peralihan sikap. Melalui e-mail yang dikirimkan Minggu, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Susan Rice berkata kepada Duta Besar PBB, Samantha Power dan para pejabat tinggi PBB lain bahwa misi PBB akan sia-sia karena bukti keberadaan senjata kimia sudah jelas, demikian informasi para pejabat. AS secara langsung meminta PBB untuk menarik para inspektur keluar dari lokasi, guna memberi Presiden Barack Obama kesempatan untuk bereaksi secara militer.
Perubahan sikap pada akhir pekan lalu itu dipicu oleh bukti intelijen baru yang meyakinkan para penasihat keamanan nasional AS bahwa sejumlah kekuatan yang dekat dengan Assad telah menggunakan senjata kimia. Mereka berupaya menutupi keberadaan bukti bahkan di tengah hujan roket, demikian para pejabat. Gedung Putih juga menjadi yakin bahwa pemerintahan Assad menghalang-halangi inspeksi PBB demi menunda reaksi AS, ujar mereka.
Informasi dari mata-mata Israel yang dikirimkan ke badan intelijen AS, CIA menguatkan dugaan mengenai penggunaan senjata kimia. Informasi itu diselundupkan oleh unit elit Suriah yang mengawasi senjata kimia Assad, ujar para diplomat Arab. Laporan intelijen tersebut, yang dapat diverifikasi CIA, menunjukkan beberapa jenis senjata kimia dikirim ke wilayah pinggiran kota Damaskus yang menjadi target serangan pekan lalu, ujar para diplomat Arab.
Perubahan posisi AS terjadi dalam waktu yang sangat cepat. Dalam wawancara dengan CNN yang berlangsung Kamis pekan lalu, Obama menegaskan bahaya campur tangan dengan kekuatan di Suriah tanpa persetujuan Dewan Keamanan PBB. Pada Sabtu malam, pemerintahan Obama mengambil jalan berbeda—AS akan melakukan serangan jika bersama dengan pasukan sekutu dan tanpa kehadiran PBB, guna menghindari kemungkinan veto dari Rusia.

No comments:

Post a Comment