Friday, 30 August 2013

Intelijen India Tangkap Teroris yang Paling Dicari

NEW DELHI - Badan intelijen Indiatelah menangkap Yasin Bhatkal, seorang tersangka terorisme yang paling dicari.
Menteri Dalam Negeri India, Sushil Kumar Shinde, Kamis (29/8/2013), mengatakan Bhatkal diyakini sebagai pendiri Mujahidin India, sebuah kelompok milisi bersenjata terlarang di India dan terdaftar sebagai organisasi teroris asing oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).
Ia ditangkap di negara bagian Bihar, dekat perbatasan India dengan Nepal, di hari Rabu.
"Saat ini ia tengah dalam tahanan polisi Bihar dan tengah diinterogasi," katanya seperti dikutip dari CNN.
Departemen Luar Negeri AS, di tahun 2011 mengatakan MujahidinIndia bertanggung jawab atas puluhan serangan bom di seluruh Indiasejak tahun 2005 yang telah menyebabkan kematian ratusan warga sipil.
Bhatkal dicari sehubungan dengan pemboman di Mumbai di bulan Juli 201, dimana menewaskan 27 orang di tiga pasar. Pemerintah Indiamencurigai dia merencanakan serangan tersebut.
Ia dituduh mendalangi insiden bom lainnya, termasuk yang menghantam sebuah toko roti di kota Pune tahun 2010, menewaskan 17 orang.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan Mujahidin India bertanggung jawab atas serangan teroris di Mumbai di tahun 2008, yaitu serangan terkoordinasi di hotel, rumah sakit, dan stasiun kereta api menewaskan lebih dari 160 orang.
Kelompok ini juga bertanggung jawab atas 16 pemboman di Ahmedabad pada tahun 2008 yang menewaskan 38 orang. (cnn)

Intelijen India Tangkap Teroris yang Paling Dicari

NEW DELHI - Badan intelijen Indiatelah menangkap Yasin Bhatkal, seorang tersangka terorisme yang paling dicari.
Menteri Dalam Negeri India, Sushil Kumar Shinde, Kamis (29/8/2013), mengatakan Bhatkal diyakini sebagai pendiri Mujahidin India, sebuah kelompok milisi bersenjata terlarang di India dan terdaftar sebagai organisasi teroris asing oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).
Ia ditangkap di negara bagian Bihar, dekat perbatasan India dengan Nepal, di hari Rabu.
"Saat ini ia tengah dalam tahanan polisi Bihar dan tengah diinterogasi," katanya seperti dikutip dari CNN.
Departemen Luar Negeri AS, di tahun 2011 mengatakan MujahidinIndia bertanggung jawab atas puluhan serangan bom di seluruh Indiasejak tahun 2005 yang telah menyebabkan kematian ratusan warga sipil.
Bhatkal dicari sehubungan dengan pemboman di Mumbai di bulan Juli 201, dimana menewaskan 27 orang di tiga pasar. Pemerintah Indiamencurigai dia merencanakan serangan tersebut.
Ia dituduh mendalangi insiden bom lainnya, termasuk yang menghantam sebuah toko roti di kota Pune tahun 2010, menewaskan 17 orang.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan Mujahidin India bertanggung jawab atas serangan teroris di Mumbai di tahun 2008, yaitu serangan terkoordinasi di hotel, rumah sakit, dan stasiun kereta api menewaskan lebih dari 160 orang.
Kelompok ini juga bertanggung jawab atas 16 pemboman di Ahmedabad pada tahun 2008 yang menewaskan 38 orang. (cnn)

Intelijen Inggris: Rezim Assad Pelaku Serangan Kimia

Komite Kerjasama Intelijen pemerintah Inggris telah mengeluarkan penilaian terkait dugaan penggunaan senjata kimia yang dilakukan pemerintah Suriah atas rakyat sipil.
Laporan penilaian yang dikeluarkan oleh Komite Kerjasama Intelijen Inggris menilai sejumlah bukti mengenai dugaan penggunaan senjata kimia oleh rezim Presiden Bashar al-Assad.
Berikut kutipan penilaian lembaga tersebut:
“Sebuah serangan senjata kimia telah terjadi di ibukota Damaskus pada pagi hari tanggal 21 Agustus, mengakibatkan paling sedikit 350 orang tewas. Adalah tidak mungkin bagi kelompok oposisi untuk melakukan serangan senjata kimia dalam skala sebesar ini. Rezim telah menggunakan senjata kimia dalam skala lebih kecil pada paling tidak 14 kali kesempatan sebelumnya. Ada sejumlah hasil intelijen yang meyakini bahwa rezim Damaskus bersalah dalam serangan ini. Sejumlah faktor ini membuat sangat mungkin bahwa rezim Suriah  kelihatannya bertanggung jawab.
“Rekaman video yang tersebar luas dan dikaitkan dengan serangan di sebelah timur ibukota Damaskus (yang kami nilai sangat sulit untuk dipalsukan) cocok dengan ciri penggunaan gas saraf, seperti sarin, dan itu tidak konsisten dengan penggunaan gas blister atau yang biasa dipakai untuk mengontrol kerusuhan."
”Di sana, jelas tidak ada pemicu militer maupun politik yang jelas bagi rezim untuk menggunakan senjata kimia dalam skala lebih besar saat ini, terutama mengingat kehadiran tim penyelidik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di sana sekarang. Izin untuk menggunakan senjata kimia kemungkinan telah didelegasikan oleh Presiden Assad kepada para komandan senior rezim, tapi setiap perubahan dalam skala dan sifat penggunaan senjata kimia akan memerlukan izin dari Presiden."
“Tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa ada kelompok oposisi yang telah menggunakan senjata kimia. Sejumlah pihak memang mencari untuk membangun kemampuan senjata kimia, tapi tak ada saat ini yang punya kemampuan untuk melakukan serangan senjata kimia dalam skala ini.”
Berikut ini cuplikan surat dari Ketua Komite Kerjasama Intelijen, Jon Day kepada Perdana Menteri David Cameron:
“Diklaim termasuk oleh rezim, bahwa serangan itu entah dipalsukan atau dilakukan oleh Angkatan Bersenjata Oposisi Suriah. Kami telah menguji dengan menggunakan berbagai data intelijen secara luas serta berbagai sumber informasi terbuka, dan mengundang  HMG (Her Majesty's Government)  serta para pakar luar untuk membantu kami menentukan apakah hal itu mungkin atau tidak. Tidak ada data intelijen atau bukti lain yang dapat dipercaya untuk mendukung klaim mengenai kepemilikan senjata kimia milik kelompok oposisi. Komite Kerjasama Intelijen telah menyimpulkan bahwa tidak ada alternatif skenario lain yang masuk akal: kecuali bahwa rezim yang bertanggungjawab."
“Kami juga mempunyai data intelijen yang terbatas tapi terus berkembang yang mendukung penilaian bahwa rezim bertanggung jawab atas serangan dan bahwa mereka melakukan itu untuk membantu membersihkan bagian-bagian strategis di Damaskus dari pihak Oposisi. Beberapa data intelijen ini sangat sensitif, tapi anda punya akses ke semua itu."
“Dengan latar belakang itu, Komite Kerjasama Intelijen menyimpulkan sangat mungkin bahwa rezim bertanggung jawab atas serangan senjata kimia pada 21 Agustus. Komite Kerjasama Intelijen mempunyai keyakinan besar atas semua kesimpulan ini kecuali dalam soal apa persisnya motivasi rezim melakukan serangan dalam skala seperti ini pada saat sekarang.”
ab/hp (rtr,afp,ap)