Monday, 26 August 2013

Konsep Peperangan Masa Kini di Mata Panglima TNI

Nikky Sirait
Prajurit TNI (Jaringnews/Dwi Djoko Sulistyo)
Prajurit TNI (Jaringnews/Dwi Djoko Sulistyo)
Perkembangan teknologi dan paradigma pertahanan masa kini sudah jauh berbeda.
JAKARTA, Jaringnews.com - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono melihat, konsep peperangan masa kini memiliki kecenderungan lebih mengutamakan perang yang berlangsung singkat dan cepat, namun dengan daya rusak senjata yang lebih besar.

"Kecenderungan tersebut lebih dipilih karena terdapat beberapa alasan antara lain besarnya biaya yang harus ditanggung, durasi perang dan opini dunia internasional yang tidak suka melihat perang atau krisis yang berlangsung lama," ujar Agus dalam serah terima jabatan (sertijab) Asisten Operasi Asops Panglima TNI dari Mayjen TNI Hambali Hanafiah kepada Mayjen TNI Ridwan, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Kamis (22/8).

Dia menjelaskan, konstruksi militer dan pertahanan Indonesia saat ini belum sepenuhnya berlandaskan kondisi lingkungan strategis. Kata dia, perkembangan teknologi dan paradigma pertahanan masa kini sudah jauh berbeda. Situasi dunia pasca Perang Dunia II, sambung dia, sudah jauh berbeda dengan paradigma serta pengalaman perang kemerdekaan 1945-1959 yang cenderung bersifat linear dengan front yang jelas.

"Perkiraan ancaman pada dua dekade ke depan kemungkinan terbesar lebih banyak berupa serangan terbatas terhadap beberapa center of gravity Indonesia oleh negara-negara tertentu yang mungkin kepentingannya terganggu. Seperti, adanya pihak-pihak yang merasa kebebasannya untuk bermanuver di perairan yurisdiksi Indonesia dibatasi, atau dari pihak yang mempunyai sengketa batas maritim dengan Indonesia," beber Agus.
"Selain itu, tidak dapat pula diabaikan potensi serupa oleh aktor non-negara," beber pria 57 tahun yang memasuki masa purnabhakti pada bulan September mendatang ini.

No comments:

Post a Comment