Ramadhian Fadillah
"Satu pilot diselamatkan pasukan koalisi. Satunya lagi diselamatkan warga lokal Libya. Dia diperlakukan dengan sangat baik dan penuh kemanusiaan. Kini keduanya sudah berada dalam perawatan militer AS," ujar Laksamana Samuel Locklear, komandan pasukan AS di USS Mount Whitney seperti ditulis AFP, Selasa (23/3/2011).
Jatuh di wilayah konflik memang mimpi buruk bagi seorang pilot pesawat tempur. Sudah jelas mereka akan diburu pihak lawan. Pihak lawan sangat berambisi untuk menginterogasi pilot tersebut.
Selain untuk mendapatkan informasi berharga, menawan seorang pilot pesawat tempur juga menjadi propaganda yang akan digunakan musuh. Segala pemberitaan atau informasi soal pilot yang ditawan akan menjadi tekanan psikologis dan menciptakan opini negatif di negara asal pilot tersebut.
Selama Perang Teluk, Presiden Irak Saddam Husein bahkan menjanjikan hadiah bagi siapa pun yang bisa menangkap pilot sekutu yang pesawatnya ditembak jatuh.
Karena itu, setiap ada pilot jatuh, negara asal dan pihak sekutunya akan menggelar operasi SAR tempur sesegera mungkin. Waktu menjadi sangat penting karena mereka berlomba dengan pihak lawan untuk mendapatkan sang pilot.
Pihak AU AS misalnya, mereka memiliki tim pararescue jumpers. Tim ini memiliki kualifikasi mencari dan menyelamatkan pilot yang terjatuh. Sekaligus menahan serangan lawan.
Selain itu, dalam operasi SAR tempur, helikopter atau pesawat yang memiliki kemampuan mendarat vertikal akan segera dikirim untuk misi penyelamatan. Umumnya pesawat penyelamat ini akan diback up dengan pesawat tempur.
Dalam misi SAR di Kosovo tahun 1999, misalnya. Pesawat A-10 Thunderbolt dan F-16 siap sedia memberikan dukungan perlindungan udara dalam misi itu.
No comments:
Post a Comment